SELATPANJANG (RP) - Sekitar seribuan massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lingkungan - Kepulauan Meranti (FMPL-KM), Rabu (30/12), menggelar aksi demo di Kantor Bupati Kepulauan Meranti.

Massa yang datang dari Kecamatan Merbau, Rangsang, Rangsang Barat dan Tebing Tinggi ini, menuntut pembukaan hutan tanaman industri (HTI) di tiga kecamatan dibatalkan.

Pantauan RPG, sekitar pukul 10.00 WIB secara perlahan-lahan massa mulai berdatangan dan berkumpul di Taman Cik Puan, untuk selanjutnya sekitar pukul 11.00 WIB massa dengan berjalan kaki bergerak menuju Kantor Bupati Meranti yang berada di Jalan Dorak,

Selatpanjang Timur. Di bawah pengawalan aparat kepolisian dari Polsek Tebing Tinggi dan Polres Bengkalis, massa akhirnya diterima oleh Sekdakab Meranti Rosfian bersama sejumlah anggota DPRD Bengkalis asal Meranti.

Dalam orasinya, koodinator FMPL-KM Budi Maridi, Tarmizi serta Ardiansyah dari KNPI Kabupaten Meranti menuntut Pemkab bersama DPRD Meranti ikut menolak pembukaan HTI di tiga kecamatan tersebut.

Izin pembukaan HTI akasia diberikan mantan Menteri Kehutanan RI MS Ka’ban kepada tiga perusahaan yaitu PT Sumatera Riang lestari (SRL) di Pulau Rangsang seluas 18 ribu hektare, PT Lestari Unggul Makmur (LUM) di Kecamatan Tebing Tinggi 12 ribu hektare dan PT Riau Andalan Pulp and Papper (RAPP) di Pulau Padang Kecamatan Merbau seluas 34 ribu hektare.

‘’Apapaun alasannya kita tetap menuntut pemerintah pusat mencabut kembali izin HTI yang berada di Kepulauan Meranti ini secepatnya. Sebab HTI itu mengakibatkan saat ini dan yang akan datang terjadi pasang air asin, abrasi pada pulau-pulau secara besar-besaran dalam wilayah Meranti. Apalagi izin HTI itu diterbitkan tanpa feasibility study dan kajian Amdal yang matang, karena berada di lahan gambut dengan kedalaman tiga meter,’’ kata Budi Maridi dalam orasinya.

Selain Sekdakab beserta pejabat di lingkup Pemkab Meranti, juga hadir anggota DPRD Bengkalis asal Meranti antara lain Taufikurrahman, Basiran (Gerindra), M Jufri (PAN), Muhammad Adil (Hanura), Edi Amien (PKS), Suryana (Demokrat), Dedi Putra (PPP) dan Falzan Surahman (PBB). Menyikapi aspirasi yang disampaikan pengunjuk rasa, Sekdakab Meranti Rosfian, menuturkan bahwa sejak setahun berdirinya Kabupaten Meranti, Pemkab sudah merespon aspirasi masyarakat.

‘’Kita sudah kirimkan surat kepada Menteri Kehutanan RI beberapa waktu lalu, yang meminta izin pemberian HTI itu ditinjau ulang kembali. Jujur saja, pemerintah di kabupaten ini adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat, sehingga untuk menyatakan ikut menolak kita tidak punya kapasitas, kecuali menyampaikan aspirasi masyarakat,’’ terang Rosfian yang diamini pengunjuk rasa.

Setelah itu, para pendemo mendesak agar Pemkab dan anggota DPRD asal Meranti membubuhkan tanda tangan, sebagai bukti penolakan mereka terhadap pembukaan HTI di tiga pulau tersebut. Sekdakab Rosfian mengawali penandatangan pernyataan sikap menolak pembukaan HTI, diikuti seluruh anggota DPRD Meranti yang hadir pada kesempatan tersebut.

Sementara itu, secara terpisah, Humas PT SRL Afrijon menyebutkan, pihaknya tidak mempermasalahkan bila masyarakat melakukan aksi menuntut apa yang menjadi keinginannya, Hanya saja, hal tersebut jangan sampai mengganggu pekerjaan apa yang dilaksanakan oleh perusahaan.

‘’Silahkan saja menyampaikan hak, tapi, kami berharap tidak sampai menyebabkan kerugian bagi perusahaan, karena aktivitasnya terganggu,’’ sebut Afrijon.

Dia juga menjelaskan selama ini baik untuk areal PT SRL dan LUM yng diklaim masyarakat, pihaknya terus melakukan pendekatan, termasuk untuk menengahi permasalahan konflik lahan. ‘’Kalau masyarakat minta dilakukan pertemuan, bahkan ganti rugi, kita memberikan kesempatan, sepanjang memang itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan, kita pasti mencarikan solusinya, tapi sekali lagi, tidak sampai menganggu aktivitas perusahaan,’’ jelasnya.

SRL sendiri, ditambahkan dia, sejauh ini sudah bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku dan izin yang diberikan pemerintah. Karena itulah, bila memang ada yng berkeberatan dengan perizinan tersebut, masyarakat diharapkan memprosesnya sesuai dengan prosedur yang berlaku. ‘’Karena yang mengeluarkan izinnya pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan, silahkan diajukan keberatannya. Yang pati, baik SRL maupun LUM keduanya bekerja sesuai dengan izin yang diberikan pemerintah,’’ tegas dia.

Tinjau Ulang Izin
Sementara Irwan Nasir, tokoh muda Meranti yang turut membidani kelahiran pemekaran Kabupaten Meranti saat dikonfirmasikan Riau Pos via selulernya tadi malam, terkait aksi demo tuntutan masyarakat yang menolak program HTI PT RAPP tersebut, menyatakan turut memberikan dukungan penuh.

‘’Kita memberikan dukungan penuh terhadap tuntutan masyarakat supaya PT RAPP tidak lagi melanjutkan pengembangan HTI melalui PT LUM di Pulau Padang dan Tebing Tinggi. Begitu juga PT SRL di Pulau Rangsang,’’ ujarnya tegas.

Bahkan Irwan meminta Bupati Meranti dan pihak terkait untuk kembali meninjau legalitas perizinan PT RAPP di Meranti, karena diterbitkan pada masa transisi dari kabupaten induk kepada kabupaten pemekaran.

Dirinya berharap, apapun bentuk tuntutan yang dilakukan masyarakat Meranti sejauh ke arah kebaikan bersama, sebagai tokoh muda Meranti dia akan berdiri di belakang. Tentunya selalu berharap aspirasi itu disampaikan secara elegan dan tidak terprovokasi tindakan premanisme. Karena tidakan yang salah justru akan menjerumuskan masyarakat ke ranah hukum.(Riaupos.com)

Posted on Jumat, Januari 01, 2010 by LPII FE UNRI

No comments

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru

Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram, dengan sepi tanpa gemuruh apapun. (Erauslim.com)

Posted on Jumat, Januari 01, 2010 by LPII FE UNRI

No comments